Marco Odermatt Membuat Sejarah Dengan Memenangkan Rekor Poin FIS dengan Kemenangan Giant Slalom di Final Piala Dunia di Soldeu, Andorra

Pemain muda Marco Odermatt dari Swiss membuat sejarah pada hari Sabtu, 18 Maret 2023, ketika dia mengalahkan rekor Herman Maier selama 23 tahun untuk poin FIS terbanyak yang dikumpulkan oleh pemain ski alpine pria dalam satu musim. Petenis Swiss berusia 25 tahun itu memenangkan perlombaan Giant Slalom di Final Piala Dunia 2023 di Soldeu, Andorra, membawanya ke total 13 kemenangan Piala Dunia musim ini dan berkontribusi pada total 2.042 poinnya. Hanya tiga pemain ski pria lainnya yang pernah berhasil mengumpulkan sebanyak 13 kemenangan dalam satu musim: Ingemar Stenmark, Marcel Hirscher, dan Hermann Maier.

Rekor poin Piala Dunia terbanyak dalam satu musim untuk pemain ski pria dipegang selama 23 tahun oleh Hermann Maier dari Austria, yang menyelesaikan musim 19/20 dengan tepat 2.000 poin Piala Dunia. Itu adalah rekor yang menurut banyak orang tidak akan pernah dipecahkan, tetapi pemain ski muda Swiss itu dominan sepanjang musim, memenangkan 13 acara Piala Dunia – dan yang lebih mengesankan tujuh dari sepuluh balapan Giant Slalom – dan mendarat di podium pada sembilan kesempatan lainnya. , memberinya poin FIS yang berharga. Poin Piala Dunia FIS diberikan kepada posisi 30 teratas, dengan 100 poin diberikan kepada pemenang.

Odermatt memimpin dengan solid dengan lari pertamanya 1,09 detik di depan Alexis Pinturault dari Prancis dan menghasilkan lari kedua yang sempurna, untuk menyelesaikan dengan seismik 2,11 detik di depan Henrik Kristoffersen dan 2,29 detik di depan Marco Schwarz dari Austria di posisi ketiga. Henrik Kristoffersen dari Norwegia berada di urutan kedelapan pada lari pertamanya, tetapi petenis Norwegia itu menambah kecepatan yang solid di bagian lapangan yang lebih curam di bagian bawah dan melambungkan dirinya ke posisi kedua.

Lintasan tampaknya menjadi semakin lambat pada putaran kedua, dengan pemain ski menghadapi angin sakal dan langit menjadi lebih gelap, memengaruhi visibilitas pembalap. Alexis Pinturault yang berada di urutan kedua pada putaran pertama, berjuang keras di bagian bawah putaran kedua dan finis di posisi kedelapan. Demikian pula, petenis Norwegia Alexander Steen Olsen terlihat berada di jalur untuk naik podium, setelah berada di urutan ketiga pada putaran pertama, hanya 0,03 detik di belakang Pinturault. Tapi pemain ski berusia 22 tahun itu tergelincir di bagian bawah putaran kedua dan mencatatkan DNF. Erik Read dari Kanada meluncur pada putaran keduanya juga di tempat yang hampir sama, juga mengakhiri balapan terakhirnya musim ini dengan DNF. River Radamus dari Amerika sayangnya tergelincir di bagian atas lapangan pada lari pertamanya, juga merekam DNF. Orang Amerika itu tampak kecewa dengan akhir awal balapan Piala Dunia terakhirnya. Rekan setimnya Tommy Ford meluncur dengan solid dan finis di posisi ke-18.

Fakta bahwa Odermatt memberikan lari yang solid, dengan waktu lari kedua tercepat kedua hari itu, ketika begitu banyak pemain ski peringkat terbaik dunia berjuang, hanyalah indikasi lain dari bakat luar biasa pemain ski Swiss itu. Dia melakukan ski lari keduanya dengan agresif dan diperhitungkan dengan baik dan memilih garisnya dengan baik, mengatur waktu lompatan dan rol dengan sempurna. Pembalap ski muda Swiss ini tentu berada di liganya sendiri, tetapi sulit untuk menjelaskan kemampuannya sendiri. “Saya tidak tahu bagaimana saya menang, saya sangat lelah. Kami berpesta keras pada hari Kamis. Hari ini tidak mudah karena 2.000 poin sialan itu. Saya sangat menginginkan podium hari ini. Jadi, kemenangan lagi, dua detik ke depan, …. Saya tidak tahu harus berkata apa.” Apa pun rahasianya, kami tidak sabar untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh pemain ski berbakat musim depan.

Anda mungkin juga menyukai: